Senin, 30 November 2015

PRASANGKA, DISKRIMINASI DAN ETNOSENTRISME

MAKALAH ILMU SOSIAL DASAR
“PRASANGKA, DISKRIMINASI DAN ETNOSENTRISME”


DISUSUN OLEH         :
BAGAS BIMANTARA
1TA07
NPM : 11315220

FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERANCANGAN
JURUSAN TEKNIK SIPIL
UNIVERSITAS GUNADARMA
2015


KATA PENGANTAR
  
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala Rahmat, sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang mungkin sangat sederhana.
Makalah ini bertemakan tentang Prasangka, Diskriminasi dan Etnosentrisme. Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman dan juga berguna untuk menambah pengetahuan bagi para pembaca.
Makalah ini saya akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang saya miliki sangat kurang. Oleh karena itu saya harapkan kepada para pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.

Jakarta, 29 November 2015

Bagas Bimantara




BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Prasangka berarti membuat keputusan sebelum mengetahui fakta yang relevan mengenai objek tersebut. Awalnya istilah ini merujuk pada penilaian berdasar ras seseorang sebelum memiliki informasi yang relevan yang bisa dijadikan dasar penilaian tersebut. Selanjutnya prasangka juga diterapkan pada bidang lain selain ras. Pengertiannya sekarang menjadi sikap yang tidak masuk akal yang tidak terpengaruh oleh alasan rasional.
Diskriminasi merujuk kepada pelayanan yang tidak adil terhadap individu tertentu, di mana layanan ini dibuat berdasarkan karakteristik yang diwakili oleh individu tersebut. Diskriminasi merupakan suatu kejadian yang biasa dijumpai dalam masyarakat manusia, ini disebabkan karena kecenderungan manusian untuk membeda-bedakan yang lain. Ketika seseorang diperlakukan secara tidak adil karena karakteristik suku, antargolongan, kelamin, ras, agama dan kepercayaan, aliran politik, kondisi fisik atau karateristik lain yang diduga merupakan dasar dari tindakan diskriminasi. Teori statistik diskriminasi berdasar pada pendapat bahwa perusahaan tidak dapat mengontrol produktivitas pekerja secara individual. Alhasil, pengusaha cenderung menyandarkan diri pada karakteristik-karakteristik kasat mata, seperti ras atau jenis kelamin, sebagai indikator produktivitas, seringkali diasumsikan anggota dari kelompok tertentu memiliki tingkat produktivitas lebih rendah.
Etnosentrisme cenderung memandang rendah orang-orang yang dianggap asing, etnosentrisme memandang dan mengukur budaya asing dengan budayanya sendiri.

1.2 Rumusan Masalah
     1. Apa pengertian dari Prasangka ?
     2. Apa pengertian dari Diskriminasi ?
     3. Apa perbedaan dari Prasangka dan Diskriminasi ?
     4. Apa penyebab  timbulnya Prasangka dan Deskriminasi ?
     5. Apa upaya untuk mengurangi atau menghilangkan Prasangka dan Diskriminasi ?
     6. Apa pengertian dari Etnosentris?
1.3 Tujuan
     1. Untuk mengetahui apa itu Prasangka, Diskriminasi, dan Etnosentris.
     2. Untuk mengetahui cara mengurangi atau menghilangkan Prasangka dan Diskriminasi                           diantara manusia.
     3. Untuk lebih membuka pandangan kita agar tidak ada Prasangka, Diskriminasi, dan                               Etnosentris dalam diri kita masing-masing.



BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Prasangka

Prasangka (prejudice) diaratikan suatu anggapan terhadap sesuatu dari seseorang bahwa sesuatu itu buruk dengan tanpa kritik terlebih dahulu. Baha arab menyebutnya “sukhudzon”. Orang, secara serta merta tanpa timbabang-timbang lagi bahwa sesuatu itu buruk. Dan disisi lain bahasa arab “khusudzon” yaitu anggapan baik terhadap sesuatu.

2.2 Pengertian Diskriminasi

Diskriminasi merujuk kepada pelayanan yang tidak adil terhadap individu tertentu, di mana layanan ini dibuat berdasarkan karakteristik yang diwakili oleh individu tersebut. Diskriminasi merupakan suatu kejadian yang biasa dijumpai dalam masyarakat manusia,
Ini disebabkan karena kecenderungan manusia untuk membeda-bedakan yang lain. Ketika seseorang diperlakukan secara tidak adil karena karakteristik suku, antargolongan, kelamin, ras, agama dan kepercayaan, aliranpolitik, kondisi fisik atau karateristik lain yang diduga merupakan dasar dari tindakan diskriminasi.

Diskriminasi dibagi menjadi 2 yaitu:

1.   Diskriminasi langsung : terjadi saat hukum, peraturan atau kebijakan jelas-jelas menyebutkan             karakteristik tertentu, seperti jenis kelamin, ras, dan sebagainya, dan menghambat adanya peluang       yang sama.
2.   Diskriminasi tidak langsung : terjadi saat peraturan yang bersifat netral menjadi diskriminatif saat       diterapkan di lapangan

2.3   Perbedaan dari Prasangka dan Diskriminasi

Prasangka menunjukkan pada aspek sikap sedangkan diskriminasi pada tindakan. Menurut Morgan (1966) sikap adalah kecenderungan untuk merespon baik secara positif atau negarif terhadap orang, obyek atau situasi. Sikap seseorang baru diketahui setelah ia bertindak atau beringkah laku.

       Sikap negatif disebut juga prasangka, walaupun sikap prasangka juga bisa bersifat positif dalam kondisi tertentu. Dalam pengertian ini, sikap prasangka lebih cendrung ke arah negatif karena pengaruh dari faktor lingkungan, sikap dan ego yang tinggi, serta mudah terprovokasi dengan orang lain tanpa ada bukti yang jelas, dan hanya bisa berprasangka dengan orang lain.

       Seseorang yang mempunyai prasangka rasial, biasanya bertindak diskriminasi terhadap ras yang diprasangkainya, akan tetapi seseorang bertindak diskriminatif tanpa berlatar belakang pada suatu prasangka. Sikap berprasangka jelas tidak adil, karena sikap yang diambil hanya berdasarkan   pada pengalaman atau apa yang didengar. Apabila muncul sikap berprasangka dan diskriminatif terhadap kelompok sosial lain, maka  akan terjaadi pertenangan sosial yang lebih luas yang akan berdampak buruk bagi lingkungan sekitar dan kerugian yang cukup besar dalam berbagai aspek.

Perbedaan Kepentingan

    Perbedaan kepentingan antara individu atau kelompok. Manusia memiliki perasaan, pendirian maupun latar belakang kebudayaan yang berbeda. Oleh sebab itu, dalam waktu yang bersamaan, masing-masing orang atau kelompok memiliki kepentingan yang berbeda-beda. Kadang-kadang orang dapat melakukan hal yang sama, tetapi untuk tujuan yang berbeda-beda.

    Perbedaan kepentingan antara satu kelompok dengan kelompok lainnya akan mendatangkan konflik sosial di masyarakat. Konflik akibat perbedaan kepentingan ini dapat pula menyangkut bidang politik, ekonomi, sosial, dan budaya.

      Begitu pula dapat terjadi antar kelompok atau antara kelompok dengan individu, misalnya konflik antara kelompok buruh dengan pengusaha yang terjadi karena perbedaan kepentingan di antara keduanya. Para buruh menginginkan upah yang memadai, sedangkan pengusaha menginginkan pendapatan yang besar untuk dinikmati sendiri dan memperbesar bidang serta volume usaha mereka.

Konflik

       Konflik merupakan  suatu tingkah laku yang dibedakan dengan emosi-emosi tertentu yang sering dihubungkan dengannya, misalnya kebencian atau permusuhan. Konflik dapat terjadi paa lingkungan yang paling kecil yaitu individu, sampai kepada lingkungan yang luas yaitu masyarakat.

Dasar konflik berbeda-beda. Terdapat 3 elemen dasar yang merupakan cirri-ciri dari situasi konflik yaitu :
1. Terdapatnya dua atau lebih unit-unit atau baigan-bagianyang terlibat di dalam konflik
2. Unti-unit tersebut mempunyai perbedaan-perbedaan yang tajam dalam kebutuhan-kebutuhan,             tujuan-tujuan,  masalah-masalah, nilai-nilai, sikap-sikap, maupun gagasan-gagasan
3. Terdapatnya interaksi di antara bagian-bagian yang mempunyai perbedaan-perbedaan tersebut.

    Adapun cara-cara pemecahan konflik tersebut adalah :
1. Elimination; yaitu pengunduran diri salah  satu pihak yang telibat dalam konflik yang diungkapkan     dengan : kami mengalah, kami mendongkol, kami keluar, kami membentuk kelompok kami sendiri
2. Subjugation atau domination, artinya orang atau pihak yang mempunyai kekuatan terbesar dapat         memaksa orang atau pihak lain untuk mentaatinya
3. Mjority Rule artinya suara terbanyak yang ditentukan dengan voting akan menentukan keputusan,       tanpa mempertimbangkan argumentasi.
4. Minority Consent; artinya kelompok mayoritas yang memenangkan, namun kelompok minoritas         tidak merasa dikalahkan dan menerima keputusan serta sepakan untuk melakukan kegiatan                 bersama
5. Compromise; artinya kedua atau semua sub kelompok yang telibat dalam konflik berusaha                   mencari dan mendapatkan jalan tengah
6. Integration; artinya pendapat-pendapat yang bertentangan didiskusikan, dipertimbangkan dan             ditelaah kembali sampai kelompok mencapai suatu keputusan yang memuaskan bagi semua pihak

2.4 Timbulnya Prasangka dan Deskriminasi

a)      Latar belakang sejarah

       Orang kulit putih di Amerika Serikat berprasangka negatif  terhadap orang negro. Orang kulit putih beranggapan bahwa orang negro adalah budak dan orang berkulit putih adalah Tuan rajanya.

b)      Perkembangan sosio, kultural, dan situasional

     Sifat prasangka akan muncul dan berkembang apabila terjadi kesenjangan sosial kepada masyarakt sekitar.

c)      Bersumber dari  faktor kepribadian

       Keadaan frustasi dari orang ataupun kelompok sosial tertentu dapat menimbulkan tingkah laku yang cukup agresif. Tipe prasangka lebih dominan disebabkan karena sikap orang itu tersendiri

d)     Perbedaan  keyakinan, kepercayaan dan agama

         Prasangka diatas dapat dikatakan sebagai suatu prasangka yang bersifat universal.

2.5 Upaya untuk mengurangi atau menghilangkan Prasangka dan Diskriminasi.

1. perbaikan kondisi sosial ekonomi

      Pemerataan dan usaha peningkatan pendapatan bagi warga negara Indonesia masih tergolong dibawah garis kemiskinan akan mengurangi adanya kesenjangan-kesenjangan sosial antar si kaya dan si miskin. Melalui program-program pembangunan yang mantap tang didukung oleh lembaga-lembaga ekonomi pedesaan seperti BUUD dan KUD. Juga melalui program KCK (kredit candak kulak), KMKP (kredit modal kerja permanen), dan dalam sektor pertanian dengan intensifikasi khusus (Insus), proyek perkebunan inti rakyat (PIR), juga proyek tebu rakyat diperkirakan golongan ekonomi lemah lambat laun akan dapat menikmati usaha-usaha pemerintah dalam perbaikan sektor perekonomian. Dengan begitu prasangka-prasangka ketidakadilan dalam sektor perekonomian antara kelompok kuat dan kelompok ekonomi lemah sedikit banyak dapat dikurangi dan akhirnya akan sirna.

2. Perluasan kesempatan belajar

       Jika dapat mencapai prestasi tinggi dan dapat mempertahanhan secara konsisten, beasiswa yang aneka ragam itu dapat diraih dan kantong pun tidak akan kering kerontang. Dengan memberi kesempatan luas untuk mencapai tingkat pendidikan dari tingkat dasar sampai perguruan tinggi bagi seluruh warga negara indonesia tanpa kecuali, prasangka dan perasaan tidak adil pada sektor pendidikan cepat atau lambat akan hilang lenyap.

3.  Sikap terbuka dan lapang dada

     Sesungguhnya idealisme paham kebangsaan yang mencanangkan persatuan dan kemerdekaan, telah menumbuhkan sikap kesepakatan, solidaritas yang tinggi. Dengan berbagai sikap unggul itu, diharapkan akan berkelanjutan dengan sikap saling percaya, saling menghargai, menghormati dan menjauhi dari dari sikap berprasangka. Dilandasi dengan sikap-aikap tersebut  akn mucul sikap terbuka, sikap lapang, untuk menerma kritik, suatu makna dari perbedaan pendapat yang wajar dalam kemajemukan masyarakat indonesia. Upaya menjalin komunikasi dua arah, karena masing-masing berniat membuka diri untuk berdialog antar golongan, antar kelompok sosial yang diduga berprasangka dengan tujuan membina kesatuan dan persatuan bangsa adalah suatu cara yang sungguh bijaksana.

2.6 Pengertian dari Etnosentris

   Etnosentrisme yaitu suatu kecenderungan yang menganggap nilai-nilai dan norma-norma kebudayaannya sendiri sebagaai sesuatu yang prima, terbaik, mutlak dan diepergunakan sebagai tolok ukur untuk menilai dan membedakannya dengan kebudayaan lain.

    Etnosentrisme merupakan kecenderungan tak sadar untuk menginterpretasikan atau menilai kelompok lain dengan tolok ukur kebudayaannya sendiri. Sikap etnosentrisme dalam tingkah laku berkomunikasi nampak canggung, tidak luwes.

       Setiap suku bangsa atau ras tertentu memiliki ciri khas kebudayaan yang berbeda dan sekaligus menjadi kebanggaan mereka. Suku bangsa ras tersebut cendrung menganggap kebudayaan  mereka sebagai salah satu prima, riil, logis, sesuai dengan kodrat alam dan sebagainya. Segala yang berbeda dengan kebudayaan yang mereka miliki, dipandang sebagai, dipandang  sebagai suatu yang kurang baik, kurang estetis, dan bertentang dengan kodratnya. 

Integritas Nasional

     Istilah integrasi nasional berasal dari 2 kata yaitu intgrasi dan nasional. Istilah integrasi ialah pembauran/penyatuan sehingga menjadi kesatuan yang utuh. Istilah nasional ialah kebangsaan, bersifat bangsa sendiri, meliputi suatu bangsa seperti cita – cita nasional, keturunan, budaya, agama, wilayah/daerah dan sebagainya.

      Integrasi nasional adalah kesatuan dan persatuan bangsa. Dimana integrasi nasional tidak dapat diwujudkan dengan mudah, maka bangsa Indonesia harus memperjuangkannya.


BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan

Prasangka tidak selalu besifat negative. Prasangka, diskriminasi dan etnosentrisme tidak akan terjadi jika kita selalu besifat positif, terbuka dan lapang dada dalam menerima pendapat/ masukan yang wajar dari orang lain.

3.2 Saran

Harus selau berpikir positive thinking dan lapang dada terhadap semua sesuatu.










Minggu, 15 November 2015

PERKEMBAGAN TI TERHADAP GENERASI MUDA

PERKEMBAGAN TI TERHADAP GENERASI MUDA
MAKALAH ILMU SOSIAL DASAR
“Perkembangan TI Terhadap Generasi Muda”

 

DISUSUN OLEH         :
BAGAS BIMANTARA
1TA07
NPM : 11315220

FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERANCANGAN
JURUSAN TEKNIK SIPIL
UNIVERSITAS GUNADARMA
2015



KATA PENGANTAR
  Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala Rahmat, sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang mungkin sangat sederhana.

   Makalah ini bertemakan tentang pengaruh perkembangan TI dan globalisasi terhadap generasi muda kali ini saya mengambil judul Perkembangan TI Terhadap Generasi Muda. Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman dan juga berguna untuk menambah pengetahuan bagi para pembaca.

   Makalah ini saya akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang saya miliki sangat kurang. Oleh karena itu saya harapkan kepada para pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.

Jakarta, 14 November 2015

Bagas Bimantara







BAB I

PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang

  Sejalan dengan perkembangan kehidupan manusia menuntut adanya  perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) yang cukup pesat pula.  Tujuan dari perkembangan iptek adalah perubahan kehidupan masa depan manusia yang lebih baik, mudah, murah, cepat dan aman. Perkembangan iptek, terutama teknologi informasi sangat menunjang manusia untuk mencapai tujuan hidupnya dalam waktu singkat. Tanpa adanya teknologi informasi, manusia akan kesulitan untuk berkomunikasi dan menyampaikan informasi . Teknologi informasi dan komunikasi ini memiliki banyak sekali peranan dan dampaknya dalam berbagai bidang. Teknologi tidak selalu memberi manfaat yang baik tetapi teknologi memiliki sisi burukn yang tidak dapat dihindarkan dalam kehidupan masyarakat modern saat ini  khususnya bagi generasi muda.

  Globalisasi di dunia teknologi informasi berkembang sangat pesat. Dampak perkembangan teknologi informasi dirasa sangat berpengaruh terhadap generasi muda. Di era globalisasi ini, arus informasi yang deras dari dunia manapun membuat generasi muda dengan mudah mengetahui dan menyerap informasi dan budaya dari negara lain. Negara manapun juga dapat dengan mudah mendapatkan segala bentuk informasi dan budaya dari negara kita. Untuk menghadapi globalisasi tersebut karakter bangsa diperlukan karena jika karakter bangsa tidak kuat maka globalisasi akan melindas generasi muda. Generasi muda diharapkan dapat menghadapi berbagai macam permasalahan dan persaingan di era globalisasi yang semakin ketat sekarang ini dengan bijak.

    Untuk membentengi generasi muda agar tidak terlindas oleh arus globalisasi khususnya teknologi informasi maka diperlukan pembangunan karakter yang kuat. Membangun karakter tidaklah semudah yang dibayangkan, meskipun tidak mudah tetapi membangun karakter sangat penting. Generasi muda merupakan komponen bangsa Indonesia yang paling rentan dalam menghadapi arus globalisasi. Karena generasi muda  adalah cerminan karakter suatu bangsa. Karena itu pada makalah ini penulis mengulas tentang peran dan pengaruh dari kemajuan teknologi dalam kehidupan manusia khususnya pada karakter generasi muda.

1.2  Rumusan Masalah

1.       Apa itu teknologi serta pengaruhnya bagi dunia?
2.       Apa pengaruh teknologi terhadap generasi muda saat ini?

1.3  Tujuan

Tujuan ditulisanya makalah ini yaitu diharapkan pembaca:
1.  Pembaca mengetahui apa itu teknologi serta pengaruhnya bagi dunia.
2.  Pembaca mengetahui pengaruh teknologi terhadap generasi muda saat ini.

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Teknologi Informasi

        Teknologi Informasi dilihat dari kata penyusunnya adalah teknologi dan informasi. Secara mudahnya teknologi informasi adalah hasil rekayasa manusia terhadap proses penyampaian informasi dari bagian pengirim ke penerima sehingga pengiriman informasi tersebut akan:

a.       Lebih cept.
b.      Lebih luas sebarnya, dan
c.       Lebih lama penyimpanannya.

            Pada awal sejarah, manusia bertukar informasi melalui bahasa. Maka bahasa adalah teknologi. Bahasa memungkinkan seseorang memahami informasi yang disampaikan oleh orang lain. Tetapi bahasa yang disampaikan dari mulut ke mulut hanya bertahan sebentar saja, yaitu hanya pada saat si pengirim menyampaikan informasi melalui ucapannya itu saja. Setelah ucapan itu selesai, maka informasi yang berada di tangan si penerima itu akan dilupakan dan tidak bisa disimpan lama. Selain itu jangkauan suara juga terbatas. Untuk jarak tertentu, meskipun masih terdengar, informasi yang disampaikan lewat bahasa suara akan terdegradasi bahkan hilang sama sekali.

       Setelah itu teknologi penyampaian informasi berkembang melalui gambar. Dengan gambar jangkauan informasi bisa lebih jauh. Gambar ini bisa dibawa-bawa dan disampaikan kepada orang lain. Selain itu informasi yang ada akan bertahan lebih lama.Beberapa gambar peninggalan jaman purba masih ada sampai sekarang sehingga manusia sekarang dapat (mencoba) memahami informasi yang ingin disampaikan pembuatnya.

       Ditemukannya alfabet dan angka arabik memudahkan cara penyampaian informasi yang lebih efisien dari cara yang sebelumnya. Suatu gambar yang mewakili suatu peristiwa dibuat dengan kombinasi alfabet, atau dengan penulisan angka, seperti MCMXLIII diganti dengan 1943. Teknologi dengan alfabet ini memudahkan dalam penulisan informasi itu. Kemudian, teknologi percetakan memungkinkan pengiriman informasi lebih cepat lagi. Teknologi elektronik seperti radio, tv, komputer mengakibatkan informasi menjadi lebih cepat tersebar di area yang lebih luas dan lebih lama tersimpan.

2.2 Pengertian Karakter

     Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia(KBBI), karakter memiliki arti sifat-sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang membedakan seseorang dari yang lain. Doni Kusuma (2007:80) istilah karakter dianggap sebagai ciri atau karakteristik atau gaya atau sifat dari diri seseorang yang bersumber dari bentukan-bentukan yang diterima dari lingkungan.

        Dari pengertian tersebut karakter dapat diartikan sebagai ciri khas yang dimiliki oleh seseorang, selain itu karakter yang dimiliki oleh seseorang bisa memberikan gambaran kepada kita tentang kepribadian orang tersebut. Demikian pula dengan karakter bangsa, karakter bangsa yang dimaksudkan adalah keseluruhan sifat yang mencakup perilaku, kebiasaan, kesukaan, kemampuan, bakat, potensi, nilai-nilai, dan pola pikir yang dimiliki oleh sekelompok manusia yang mau bersatu, merasa dirinya bersatu, memiliki kesamaan nasib, asal, keturunan, bahasa, adat dan sejarah bangsa.

2.3  Pentingnya Karakter Bangsa

       Pembangunan karakter bangsa adalah upaya untuk memperbaiki, meningkatkan seluruh perilaku yang mencakup adat istiadat, nilai-nilai, potensi, kemampuan, bakat dan pikiran bangsa Indonesia.Keinginan untuk  menjadi bangsa yang berkarakter sesudah lama tertanam pada bangsa Indonesia. Para pendiri negara menyadari bahwa hanya dengan menjadi bangsa yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmurlah bangsa Indonesia menjadi bermartabat dan dihormati bangsa-bangsa lain.

2.4 Pengaruh Teknologi Informasi terhadap Generasi Muda

   Seiring pertumbuhan dan perkembangan teknologi yang begitu pesat dalam lingkungan masyarakat,memberikan kemudahan bagi masyarakat dalam memperoleh informasi, mengirm data,dan membangun relasi melalui media social serta kemudahan dalam berbagai pekerjaan kantor dan lain lain.Dengan keberadaan teknologi ini,terasa sangat memanjakan kita dengan tawaran-tawaran menarik yang merasa sangat bergantung pada teknologi, sehingga keseharian kita hanya berhadapan dengan teknologi dan berinteraksi dengan teknologi tanpa mempedulikan sekeliling dan sekitar kita. Lingkungan social yang mencermikan bahwa kita adalah makluk social, diwujudnyatakan dan dibangun hanya melalui teknologi, seperti penggunaan media social facebook,twiter,dan lain lain, bahkan ada yang sampai tidak mengenal tetangga dan orang orang disekelilingnya. Ini adalah salah satu kemunduran dalam kehidupan bermasyarakat yang menjadi perhatian serius demi mewujudkan masyarakat yang toleran dan peduli satu sama lain dalam bermasyarakat. Dizaman canggih seperti sekarang ini, kehidupan remaja tentu tidak sama seperti kehidupan remaja zaman dahulu. Saat ini banyak fasilitas atau hal hal tertentu yang membuatpara remaja merasa dimudahkan dan nyaman, namun tidak sedikit pula yang merugikan kehidupan mereka. Adanya teknologi modern seperti internet,ponsel,televise atau fasilitas game, bias berdampak dua macam bagi kehidupan remaja yaitu positif dan negative.

2.4 Dampak Positive dan Negative

        Dampak positif terhadap generasi muda, yaitu:

1.      Kita akan lebih cepat mendapatkan informasi-informasi yang akurat dan terbaru di bumi bagian manapun melalui  internet.
2.       Kita dapat berkomunikasi dengan teman, maupun keluarga yang sangat jauh hanya dengan melalui teknologi yang tersedia.
3.       Memberikan banyak kemudahan, serta sebagai cara baru dalam melakukan aktifitas manusia. Dalam bidang teknologi masyarakat dapat menikmati banyak manfaat yang dibawa oleh inovasi-inovasi yang telah dihasilkan dalam teknologi tersebut.
4.      Melalui teknologi, kita dapat melestarikan kebudayaan Indonesia ke mata dunia.
5.      Tekanan, kompetisi yang tajam di pelbagai aspek kehidupan sebagai konsekuensi globalisasi, akan melahirkan generasi yang disiplin, tekun dan pekerja keras.
6.       Menghemat waktu dan biaya dalam melakukan berbagai aktivitas.


        Dampak negative terhadap generasi muda, yaitu:

Cybercrime
Adalah kejahatan yang di lakukan seseorang dengan sarana internet di dunia maya yang memiliki beberapa sifat yaitu melintasi batas Negara,perbuatan dilakukan secara illegal, menimbulkan  kerugian yang sangat besar dan sulit dibuktikan secara hukum. Beberapa contoh kejahatan cybercrime antara lain :

·         Hacking
Usaha memasuki sebuah jaringan dengan maksud mengeksplorasi atupun mencari kelemahan system jaringan.

·         Cracking
Usaha memasuki secara illegal sebuah jaringan dengan maksud mencuri, mengubah atau menghancurkan file yang di simpan padap jaringan tersebut.

·         Pornografi
Anggapan yang mengatakan bahwa internet identik dengan pornografi, memang tidak salah. Dengan kemampuan penyampaian informasi yang dimiliki internet, pornografi pun merajalela.Untuk mengantisipasi hal ini, para produsen ‘browser’ melengkapi program mereka dengan kemampuan untuk memilih jenis home-page yang dapat di-akses.Di internet terdapat gambar-gambar pornografi dan kekerasan yang bisa mengakibatkan dorongan kepada seseorang untuk bertindak kriminal.

·         Violence And Gore
Kekejaman dan kesadisan juga banyak ditampilkan. Karena segi bisnis dan isi pada dunia internet tidak terbatas, maka para pemilik situs menggunakan segala macam cara agar dapat ‘menjual’ situs mereka. Salah satunya dengan menampilkan hal-hal yang bersifat tabu.

·         Penipuan
Hal ini memang merajalela di bidang manapun. Internet pun tidak luput dari serangan penipu. Cara yang terbaik adalah tidak mengindahkan hal ini atau mengkonfirmasi informasi yang didapatkan pada penyedia informasi tersebut.

·         Carding
Karena sifatnya yang langsung, yaitu cara belanja dengan menggunakan kartu kredit adalah cara yang paling banyak digunakan dalam dunia internet. Para penjahat internet pun paling banyak melakukan kejahatan dalam bidang ini. Dengan sifat yang terbuka, para penjahat mampu mendeteksi adanya transaksi (yang menggunakan Kartu Kredit) on-line dan mencatat kode Kartu yang digunakan. Untuk selanjutnya mereka menggunakan data yang mereka dapatkan untuk kepentingan kejahatan mereka.

·         Perjudian
Dampak lainnya adalah meluasnya perjudian. Dengan jaringan yang tersedia, para penjudi tidak perlu pergi ke tempat khusus untuk memenuhi keinginannya. Kita hanya perlu menghindari situs seperti ini, karena umumnya situs perjudian tidak agresif dan memerlukan banyak persetujuan dari pengunjungnya. Mengurangi sifat sosial manusia karena cenderung lebih suka berhubungan lewat internet daripada bertemu secara langsung (face to face). Dari sifat sosial yang berubah dapat mengakibatkan perubahan pola masyarakat dalam berinteraksi.Kejahatan seperti menipu dan mencuri dapat dilakukan di internet (kejahatan juga ikut berkembang).

·         Cyberstalking
Kegiatan yang dilakukan untuk mengganggu atau melecehkan seseorang dengan memanfaatkan komputer, misalnya dengan menggunakan e-mail yang dilakukan secara berulang-ulang seperti halnya teror di dunia cyber. Gangguan tersebut bisa saja berbau seksual, religius, dan lain sebagainya.

·         Cyber-Tresspass
Kegiatan yang dilakukan melanggar area privasi orang lain seperti misalnya Web Hacking. Breaking ke PC, Probing, Port Scanning dan lain sebagainya.

2.5 Dampak Globalisasi Dalam Aspek Kehidupan

a.       Aspek Sosial

       Bersosialisasi merupakan hal yang menyenangkan dan penting bagi generasi muda. Mereka bisa mendapatkan banyak teman dan mereka juga bisa saling bertukar pikiran. Dengan bersosialisasi, mereka bisa menemukan hal – hal baru yang belum pernah mereka ketahui sebelumnya dan mereka akan mudah memahami satu sama lain. Dengan bersosialisasi secara benar, akan banyak hal positif yang akan didapat. Contohnya mereka akan memiliki banyak koneksi untuk dapat lebih banyak mengenal dunia kerja yang akan berguna bagi kehidupan mereka nanti. Jika para generasi muda tidak bisa bersosialisasi secara baik , maka dapat menjadikan sebuah pergaulan bebas di luar batas yang dapat merugikan dirinya sendiri maupun orang lain. Oleh sebab itu, para generasi muda seharusnya mempunyai sebuah pegangan hidup untuk dapat memilah dirinya dari berbagai macam dampak globalisasi.

b.      Aspek Norma

        Pengertian norma yaitu aturan tidak tertulis sebagai pedoman masyarakat dalam menjalani kehidupan yang mengikat seluruh lapisan masyarakat dan memiliki sanksi sosial. Pada era globalisasi sekarang ini, norma–norma dalam berkehidupan sudah banyak diabaikan keberadaannya. Norma–norma tersebut sudah mulai terhapuskan oleh banyaknya aturan – aturan baru yang sangat membebaskan segala sesuatu. Hal tersebut berdampak besar bagi para generasi muda zaman sekarang. Saat ini, generasi muda tidak lagi memperdulikan adanya norma-noma tersebut. Banyak  generasi muda yang melakukan pelanggaran atas norma yang ada pada lingkungan masyarakat. Sebenarnya norma berperan penting dalam menegakkan ketertiban berkehidupan dalam masyarakat. Generasi muda seharusnya dapat mempertahankan norma- norma tersebut agar ada pengendali dalam kehidupanya.

c.       Aspek Budaya

       Akibat dari era globalisasi budaya yang ada saat ini mulai banyak tercampur dengan budaya asing. Dimulai dari budaya berpakaian, saat ini generasi muda berkecenderungan mengikuti budaya asing. Contohnya, sekarang sebagian generasi muda lebih suka menggunakan pakaian yang mini dan tidak lagi menyukai cara berpakaian yang tertutup dan sopan. Mereka berpikir jika tidak menggunakan pakaian yang sedang trend saat ini, mereka dianggap tidak gaul.

       Budaya–budaya tradisional yang terdapat diberbagai daerah pun semakin terkikis keberadaanya. Kurang perdulinya para generasi muda kepada budaya tradisional semakin mempercepat hilangnya kebudayaan tradisional tersebut. Saat ini banyak sekali generasi muda yang tidak mengetahui apa budaya khas yang terdapat di daerah tinggalnya. Hal ini sangat memprihatinkan sekali. Ketidak tahuan para generasi muda Indonesia tersebut mengundang pihak lain untuk mengklaim budaya Indonesia menjadi budaya miliknya, padahal jelas – jelas kebudayaan tersebut adalah budaya asli Indonesia.Jenis makanan yang di konsumsi pun para generasi muda lebih cenderung menyukai makanan-makanan cepat saji (junkfood) yang akan mempengaruhi kondisi kesehatan mereka apabila terus menerus dikonsumsi.

d.      Aspek Pendidikan dan Teknologi

       Imbas dari era globalisasi juga dirasakanoleh aspek pendidikan akan tetapi,  lebih banyak dampak positif yang diterima. Pada saat ini para generasi muda dapat dengan mudah mengerjakan tugas sekolah dengan  menggunakan bantuan internet. Apabila tidak bisa menggunakan teknologi dengan bijaksana para generasi muda akan mendapatkan dampak negatif yaitu para generasi muda akan merasa kecaduan dan mungkin bisa mengakses hal-hal yang seharusnya tidak mereka ketahui.  Munculnya budaya baru yaitu, budaya  copy + paste. Budaya ini membawa pengaruh buruk bagi perkembangan pendidikan para generasi muda, karena mereka hanya perlu menyalin isi dari informasi yang mereka cari tanpa mengetahui apa isi dari informasi tersebut.

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

     Perkembangan teknologi informasi membawa perubahan dalam kehidupan budaya kita yang tak dapat kita hindari, khususnya bagi generasi muda penerus bangsa. Akan tetapi,  dapat dibentengi dengan  melakukan tindakan yang bijaksana terhadap diri sendiri, keluarga dan juga masyarakat luas agar kemajuan teknologi yang semakin pesat  ini tidak sampai menggeser jati diri kita sebagai manusia yang memiliki norma dan juga nilai-nilai pekerti yang luhur.orang tua juga harus melakukan suatu tindakan representative dan preventif, agar semaksimal mungkin dapat mencegah pengaruh negatif teknologi terhadap kaum remaja yang merupakan generasi emas yang akan menjadi bangsa dan supaya  tidak terjerumus pada kekejaman teknologi informasi yang pada akhirnya merusak budaya generasi muda Indonesia.

3.2 Saran
         

           Orang tua harus selalu mengawasi anak-anak mereka dalam menggunakan teknologi informasi berupa internet, televisi, ataupun handphone agar terhindar dari dampak negatif kemajuan TI.Mengenalkan komputer dan internet berarti pula mengenalkan manfaatnya dan tujuan penggunaannya. Selanjutnya orang tua harus dapat mengontrol dan memantau sejauh mana penggunaan komputer dan internet pada anak-anaknya seperti memasang software yang dirancang khusus untuk melindungi kesehatan anak. Misalnya program nany chip atau parents lock yang dapat memproteksi anak dengan mengunci segala akses yang berbau seks dan kekerasan. Mengatur peletakkan komputer di ruang publik rumah, seperti perpustakaan, ruang keluarga, dan bukan di dalam kamar anak. Memberikan batasan waktu dan jadwal dalam penggunaan

DAFTAR PUSTAKA



PEMBANGUNAN DAN PERKEMBANGAN BUDAYA BATIK INDONESIA

MAKALAH ILMU SOSIAL DASAR
“PEMBANGUNAN DAN PERKEMBANGAN BUDAYA BATIK INDONESIA”

 

DISUSUN OLEH         :
BAGAS BIMANTARA
1TA07
NPM : 11315220

FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERANCANGAN
JURUSAN TEKNIK SIPIL
UNIVERSITAS GUNADARMA
2015

KATA PENGANTAR
 
   Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala Rahmat, sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang mungkin sangat sederhana.
     Makalah ini bertemakan tentang perkembangan dan pembangunan budaya nasional dan kali ini saya mengambil judul Kebudayaan Batik Indonesia. Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman dan juga berguna untuk menambah pengetahuan bagi para pembaca.
    Makalah ini saya akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang saya miliki sangat kurang. Oleh karena itu saya harapkan kepada para pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.

Jakarta, 13 Oktober 2015

Bagas Bimantara


BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
      Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sansekerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia. Dalam bahasa inggris, kebudayaan disebut culture, yang berasal dari kata latin Colere, yaitu mengolah atau mengerjakan sebagai "kultur" dalam bahasa Indonesia.
      Definisi Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya tebentuk dari banyak unsur yang rumit, termasuk sistem agama dan politik, adat istiadat, bahasa, pakaian, dan karya seni. Bahasa, sebagaimana juga budaya, merupakan bagian tak terpisahkan dari diri manusia sehingga banyak orang cenderung menganggapnya diwariskan secara genetis. Ketika seseorang berusaha berkomunikasi dengan orang-orang yang berbeda budaya dan menyesuaikan perbedaan-perbedaannya, membuktikan bahwa budaya itu dipelajari.
      Budaya juga dapat diartikan sebagai suatu pola hidup menyeluruh , budaya bersifat kompleks, abstrak, dan luas. Banyak aspek budaya turut menentukan prilaku komunikatif. Unsur-unsur sosio-budaya ini tersebar dan meliputi banyak kegiatan sosial manusia. Dengan demikian, budayalah yang menyediakan suatu kerangka yang koheren untuk mengorganisasikan aktivitas seseorang dan memungkinkannya meramalkan perilaku orang lain.
      Kebudayaan Indonesia bisa diartikan seluruh ciri khas suatu daerah yang ada sebelum terbentuknya nasional indonesia, yang termasuk kebudayaan Indonesia itu adalah seluruh kebudayaan lokal dari seluruh ragam suku-suku di Indonesia.






1.2  Rumusan Masalah

1.      Bagaimana pengertian batik dan sejarah munculnya batik di Indonesia?
2.      Apa saja jenis batik yang ada di Indonesia?
3.      Bagaimana perkembangan batik tradisional dan modern?
4.      Bagaimana proses pembuatan batik?
5.      Bagaimana batik Indonesia di mata dunia?

1.3  Tujuan

1.      Memahami perngertian batik serta memahami sejarah munculnya batik di Indonesia.
2.      Memahami perkembangan batik yang ada di Indonesia.
3.      Mengetahui proses dari pembuatan batik.







BAB II

PEMBAHASAN


2.1 Pengertian Batik dan Sejarah Munculnya Batik di Indonesia

            1. Pengertian Batik

Batik merupakan tehnik didalam menulis atau menggambar pada media tertentu dengan menggunakan lilin batik (wax /malam) untuk mencegah sebagian warna lain,didalam pembuatan batik lilin atau malam berfungsi untuk mencegah penyerapan warna lain pada saat proses pewarnaan,Definisi batik telah disepakati pada Konvensi Batik Internasional di Yogyakarta pada tahun 1997,tetapi banyak orang yang mengenal batik adalah suatu kain atau bahan dengan corak atau motif yang khas,artinya banyak orang mengartikan bahwa batik adalah sebagai motif dan bukan sebagai tehnik pembuatannya.

Ada beberapa pendapat yang mengartikan tentang asal kata batik,misal yang paling banyak dikenal adalan bahwa kata batik berasal dari bahasa proto-austronesia dan bahasa Jawa. Batik berasal dari bahasa proto-austronesia “becik” yang artinya membuat tato dan berasal dari bahasa Jawa yaitu “amba” atau menulis dan “titik”.

Batik Indonesia telah ditetapkan oleh UNESCO sebagai warisan kemanusiaan untuk budaya lisan dan non-bendawi pada tanggal 2 Oktober 2009. Pengakuan UNESCO ini meliputi teknik, teknologi serta motif Batik Indonesia.

             2. Sejarah Batik

  Ditinjau dari perkembangan, batik telah mulai dikenal sejak jaman Majapahit dan masa penyebaran Islam. Batik pada mulanya hanya dibuat terbatas oleh kalangan keraton. Batik dikenakan oleh raja dan keluarga serta pengikutnya. Oleh para pengikutnya inilah kemudian batik dibawa keluar keraton dan berkembang di masyarakat hingga saat ini. Berdasarkan sejarahnya, periode perkembangannya batik dapat dikelompokkan sebagai berikut :

a.         Jaman Kerajaan Majapahit

Berdasarkan sejarah perkembangannya, batik telah berkembang sejak jaman Majapahit. Mojokerto merupakan pusat kerajaan Majapahit dimana batik telah dikenal pada saat itu. Tulung Agung merupakan kota di Jawa Timur yang juga tercatat dalam sejarah perbatikan. Pada waktu itu, Tulung Agung masih berupa rawa-rawa yang dikenal dengan nama Bonorowo, dikuasai oleh Adipati Kalang yang tidak mau tunduk kepada Kerajaan Majapahit hingga terjadilah aksi polisionil yang dilancarkan oleh Majapahit. Adipati Kalang tewas dalam pertempuran di sekitar desa Kalangbret dan Tulung Agung berhasil dikuasai oleh Majapahit. Kemudian banyak tentara yang tinggal di wilayah Bonorowo (Tulung Agung) dengan membawa budaya batik. Merekalah yang mengembangkan batik. Dalam perkembangannya, batik Mojokerto dan Tulung Agung banyak dipengaruhi oleh batik Yogyakarta. Hal ini terjadi karena pada waktu clash tentara kolonial Belanda dengan pasukan Pangeran Diponegoro, sebagian dari pasukan Kyai Mojo mengundurkan diri ke arah timur di daerah Majan. Oleh karena itu, ciri khas batik Kalangbret dari Mojokerto hampir sama dengan batik Yogyakarta, yaitu dasarnya putih dan warna coraknya coklat muda dan biru tua.

b.         Jaman Penyebaran Islam

Batoro Katong seorang Raden keturunan kerajaan Majapahit membawa ajaran Islam ke Ponorogo, Jawa Timur. Dalam perkembangan Islam di Ponorogo terdapat sebuah pesantren yang berada di daerah Tegalsari yang diasuh Kyai Hasan Basri. Kyai Hasan Basri adalah menantu raja Kraton Solo. Batik yang kala itu masih terbatas dalam lingkungan kraton akhirnya membawa batik keluar dari kraton dan berkembang di Ponorogo. Pesantren Tegalsari mendidik anak didiknya untuk menguasai bidang-bidang kepamongan dan agama. Daerah perbatikan lama yang dapat dilihat sekarang adalah daerah Kauman yaitu Kepatihan Wetan meluas ke desa Ronowijoyo, Mangunsuman, Kertosari, Setono, Cokromenggalan, Kadipaten, Nologaten, Bangunsari, Cekok, Banyudono dan Ngunut.

c.         Batik Solo dan Yogyakarta

Batik di daerah Yogyakarta dikenal sejak jaman Kerajaan Mataram ke-I pada masa raja Panembahan Senopati. Plered merupakan desa pembatikan pertama. Proses pembuatan batik pada masa itu masih terbatas dalam lingkungan keluarga kraton dan dikerjakan oleh wanita-wanita pengiring ratu. Pada saat upacara resmi kerajaan, keluarga kraton memakai pakaian kombinasi batik dan lurik. Melihat pakaian yang dikenakan keluarga kraton, rakyat tertarik dan meniru sehingga akhirnya batikan keluar dari tembok kraton dan meluas di kalangan rakyat biasa.
Ketika masa penjajahan Belanda, dimana sering terjadi peperangan yang menyebabkan keluarga kerajaan yang mengungsi dan menetap di daerah-daerah lain seperti Banyumas, Pekalongan, dan ke daerah timur Ponorogo, Tulung Agung dan sebagainya maka membuat batik semakin dikenal di kalangan luas.

d.         Batik di Wilayah Lain

Perkembangan batik di Banyumas berpusat di daerah Sokaraja. Pada tahun 1830 setelah perang Diponegoro, batik dibawa oleh pengikut-pengikut Pangeran Diponegoro yang sebagian besar menetap di daerah Banyumas. Batik Banyumas dikenal dengan motif dan warna khusus dan dikenal dengan batik Banyumas. Selain ke Banyumas, pengikut Pangeran Diponegoro juga ada yang menetap di Pekalongan dan mengembangkan batik di daerah Buawaran, Pekajangan dan Wonopringgo.
Selain di daerah Jawa Tengah, batik juga berkembang di Jawa Barat. Hal ini terjadi karena masyarakat dari Jawa Tengah merantau ke kota seperti Ciamis dan Tasikmalaya. Daerah pembatikan di Tasikmalaya adalah Wurug, Sukapura, Mangunraja dan Manonjaya. Di daerah Cirebon batik mulai berkembang dari keraton dan mempunyai ciri khas tersendiri.

2.2 Jenis – Jenis Batik

Berdasarkan motif atau polanya, batik dapat dibedakan menjadi batik klasik dan batik pesisir.

            1. Batik Klasik

Klasik berarti suatu karya (umumnya dari masa lampau) yang bernilai seni serta ilmiah tinggi berkadar keindahan dan tidak luntur sepanjang masa. Berdasarkan pengertian di atas maka batik klasik merupakan suatu karya seni yang bersifat kuno atau tradisi yang memiliki kadar keindahan tinggi. Batik klasik tidak luntur sepanjang masa karena bermakna filosofis yang berarti mengandung unsur-unsur ajaran hidup yang banyak digunakan khususnya oleh masyarakat Jawa. Batik klasik mempunyai 2 macam keindahan yaitu keindahan visual dan keindahan filosofi. Keindahan visual adalah rasa indah penglihatan panca indera yang diperoleh dari perpaduan atau harmoni berupa susunan bentuk dan warna. Sedangkan keindahan filosofi atau jiwa adalah rasa indah yang diperoleh karena susunan arti atau lambang yang membuat gambar sesuai dengan paham yang dimengerti. Contoh batik klasik adalah parang rusak, kawung, sidomuksi dan lain-lain.

             2. Batik Pesisir

memiliki motif atau pola yang tidak menganut pola tradisional melainkan memiliki kebebasan dan kemandiriaan dalam pengungkapan bentuk dan warna. Berbagai pilihan warna seperti merah, hijau, kuning dan sebagainya dapat diterapkan.
Dan adapun dibawah ini merupakan jenis batik yang dispesifikasi berdasarkan motif dan tempat asalnya, diantaranya adalah :

Batik Kraton

Jenis batik yang satu ini merupakan cikal bakal dari semua jenis batik yang berkembang di Indonesia. Motifnya mengandung makna filosofi hidup. Batik-batik ini dibuat oleh para putri kraton dan juga pembatik-pembatik ahli yang hidup di lingkungan kraton. Pada dasarnya motifnya terlarang untuk digunakan oleh orang “biasa” seperti motif Batik Parang Barong, Batik Parang Rusak termasuk Batik Udan Liris, dan beberapa motif lainnya.

Batik Cuwiri

Jenis batik yang satu ini merupakan jenis batik yang motif batiknya menggunakan zat pewarna soga alam. Biasanya batik ini digunakan untuk semekan dan kemben, juga digunakan pada saat upacara mitoni. Motif batik ini kebanyakan menggunakan unsur meru dan gurda. Cuwiri sendiri memiliki arti kecil-kecil dan diharapkan untuk pemakainya pantas dan dihormati.

Batik Pringgondani

Pringgondani merupakan nama kesatriyan tempat tinggal Gatotkaca putera Werkudara. Motif ini biasanya ditampilkan dalam warna-warna gelap seperti biru indigo (biru nila) dan soga-coklat, serta penuh sulur-suluran kecil yang diselingi dengan naga.

Batik Sekar Jagad

Motif batik ini mengandung makna kecantikan dan keindahan sehingga orang lain yang melihat akan terpesona. Ada pula yang beranggapan bahwa motif Sekar Jagad sebenarnya berasal dari kata “kar jagad” yang diambil dari bahasa Jawa (Kar = peta, Jagad = dunia), sehingga motif ini juga melambangkan keragaman di seluruh dunia.

Batik Sida Luhur

Motif-motif berawalan sida (dibaca sido) merupakan golongan motif yang banyak dibuat para pembatik. Kata “sida” sendiri berarti jadi/menjadi/terlaksana. Dengan demikian, motif-motif berawalan “sida” mengandung harapan agar apa yang diinginkan bisa tercapai. Motif Sida Luhur (dibaca Sido Luhur) bermakna harapan untuk mencapai kedudukan yang tinggi, dan dapat menjadi panutan masyarakat.

Batik Kawung

Jenis batik motif kawung berpola bulatan mirip buah kawung (sejenis kelapa atau kadang juga dianggap sebagai buah kolang-kaling) yang ditata rapi secara geometris. Kadang, motif ini juga diinterpretasikan sebagai gambar bunga lotus (teratai) dengan empat lembar daun bunga yang merekah. Lotus adalah bunga yang melambangkan umur panjang dan kesucian. Biasanya motif-motif Kawung diberi nama berdasarkan besar-kecilnya bentuk bulat-lonjong yang terdapat dalam suatu motif tertentu. Misalnya : Kawung Picis adalah motif kawung yang tersusun oleh bentuk bulatan yang kecil. Picis adalah mata uang senilai sepuluh senyang bentuknya kecil. Sedangkan Kawung Bribil adalah motif-motif kawung yang tersusun oleh bentuk yang lebih besar daripada kawung Picis. Hal ini sesuai dengan nama bribil, mata uang yang bentuknya lebih besar daripada picis dan bernilai setengah sen.

Batik Kumpeni

Jenis-jenis batik yang memiliki motif ini dahulu kala banyak dibuat oleh para pengusaha batik belanda di Pekalongan dan Cirebon. (Beberapa nama yang bisa disebut Ny.B.Fisher, Ny.S.W. Ferns, Ny.R.Scharff van Dop). Motif batik yang satu ini menggambarkan berbagai pemandangan keseharian seperti pedagang, petani, kapal laut serta beberapa gambar yang diadopsi dari kisah kisah Belanda.

Batik Sida Asih

Motif-motif berawalan sida (dibaca sido) merupakan golongan motif yang banyak dibuat para pembatik. Kata “sida” sendiri berarti jadi/menjadi/terlaksana. Dengan demikian, motif-motif berawalan “sida” mengandung harapan agar apa yang diinginkan bisa tercapai. Makna dari motif Sida Asih (dibaca Sido Asih) adalah harapan agar manusia mengembangkan rasa saling menyayangi dan mengasihi antar sesama.

Batik Tambal

Jenis batik tambal memiliki makna menambal atau memperbaiki hal-hal yang rusak. Dalam perjalanan hidupnya, manusia harus memperbaiki diri menuju kehidupan yang lebih baik, lahir maupun batin. Dahulu, kain batik bermotif tambal dipercaya bisa membantu kesembuhan orang yang sakit. Caranya adalah dengan menyelimuti orang sakit tersebut dengan kain motif tambal. Kepercayaan ini muncul karena orang yang sakit dianggap ada sesuatu “yang kurang”, sehingga untuk mengobatinya perlu “ditambal”.

Batik Sida Mukti

Jenis Batik Sida Mukti meruapakan motif batik yang biasanya terbuat dari zat pewarna soga alam. Biasanya digunakan sebagai kain dalam upacara perkimpoian. Unsur motif yang tekandung didalamnya adalah gurda. Motif-motif berawalan sida (dibaca sido) merupakan golongan motif yang banyak dibuat para pembatik. Kata “sida” sendiri berarti jadi/menjadi/terlaksana. Dengan demikian, motif-motif berawalan “sida” mengandung harapan agar apa yang diinginkan bisa tercapai. Salah satunya adalah sida mukti, yang mengandung harapan untuk mencapai kebahagiaan lahir dan batin.

Batik Sudagaran

Jenis Batik Sudagaran merupakan motif larangan dari kalangan keraton yang membuat seniman dari kaum saudagar untuk menciptakan motif baru yang sesuai selera masyarakat saudagar. Mereka juga mengubah motif larangan sehingga motif tersebut dapat dipakai masyarakat umum. Desain batik Sudagaran umumnya terkesan “berani” dalam pemilihan bentuk, stilisasi atas benda-benda alam atau satwa, maupun kombinasi warna yang didominasi warna soga dan biru tua. Batik Sudagaran menyajikan kualitas dalam proses pengerjaan serta kerumitan dalam menyajikan ragam hias yang baru. Pencipta batik Sudagaran mengubah batik keraton dengan isen-isen yang rumit dan mengisinya dengan cecek (bintik) sehingga tercipta batik yang amat indah.

Batik Petani

Jenis Batik Petani merupakan batik yang dibuat sebagai selingan kegiatan ibu rumah tangga di rumah dikala tidak pergi ke sawah atau saat waktu senggang. Biasanya batik ini kasar dan kagok serta tidak halus. Motifnya turun temurun sesuai daerah masing-masing dan batik ini dikerjakan secara tidak profesional karena hanya sebagai sambilan. Untuk pewarnaan pun diikutkan ke saudagar.
Batik Semen Rama

Jenis Batik Semen Rama dimaknai sebagai penggambaran dari “kehidupan yang semi” (kehidupan yang berkembang atau makmur). Terdapat beberapa jenis ornamen pokok pada motif-motif semen. Yang pertama adalah ornamen yang berhubungan dengan daratan, seperti tumbuh-tumbuhan atau binatang berkaki empat. Kedua adalah ornament yang berhubungan dengan udara, seperti garuda, burung dan megamendung. Sedangkan yang ketiga adalah ornament yg berhubungan dengan laut atau air, sprti ular, ikan dan katak. Jenis ornament tersebut kemungkinan besar ada hubungannya dengan paham Triloka atau Tribawana. Paham tersebut adalah ajaran tentang adanya tiga dunia; dunia tengah tempat manusia hidup, dunia atas tempat para dewa dan para suci, serta dunia bawah tempat orang yang jalan hidupnya tidak benar/dipenuhi angkara murka.

2.3 Perkembangan Batik Tradisional dan Modern

Sebelum penjajahan Belanda berlangsung di Indonesia, batik sudah dikenal di tanah Jawa sejak jaman Kerajaan Kediri tahun 932 Masehi hingga Kerajaan Majapahit sampai pada masa kejayaan Islam Demak, yang masih memakai bubur ketan sebagai perekatnya sebelum ditemukan lilin (malam). Namun demikian, perkembangan batik tradisional diawali pada jaman penjajahan Belanda yang disebut dengan gaya Van Zuylen sebagai orang pertama yang memperkenalkan seni batik kepada seluruh masyarakat di negeri Belanda yang disebut sebagai “Batik Belanda”,

batik ini tumbuh dan berkembang antara tahun 1840-1940. Hampir semua Batik Belanda berbentuk sarung yang pada mulanya hanya dibuat masyarakat Belanda dan Indo-Belanda di daerah pesisiran (Pekalongan). Batik Belanda sangat terkenal dengan kehalusan, ketelitian dan keserasian pembatikannya. Selain itu ragam hiasnya sebagian besar menampilkan paduan aneka bunga yang dirangkai menjadi buket atau pohon bunga dengan ragam hias burung atau dongeng-dongeng Eropa sebagai tema pola. Paduan sejenis juga dibuat dengan ragam hias China atau Jawadengan warna yang selalu lebih cerah sesuai dengan selera masyarakat Eropa pada masa itu.Selanjutnya pengaruh budaya China juga terdapat pada batik di pesisir utara Jawa Tengah hingga saat ini yang dikenal dengan nama Lok Can.

Orang-orang China mulai membuat batik pada awal abad ke 19. Jenis batik ini dibuat oleh orang-orang China atau peranakan yang menampilkanpola-pola dengan ragam hias satwa mitos China, seperti naga, ragam hias yang berasal dari keramik China kuno serta ragam hias yang berbetuk mega dengan warna merah atau merah dan biru. Batik China juga mengandung ragam hias buketan, terutama batik China yang dipengaruhi pola Batik Belanda. Pola-pola batik China dimensional, suatu efek yang diperoleh karena penggunaan perbedaan ketebalan dari satu warna dengan warna lain dan isian pola yang sangat rumit. Hal ini ditunjang oleh penggunaan zat warna sintetis jauh sebelum orang-orang Indo-Belanda menggunakannya.

Kemudian pada jaman Jepang dikenal Batik Jawa Baru atau BatikJawa Hokokai. Batik ini diproduksi oleh perusahaan-perusahaan batik di Pekalongan sekitar tahun 1942-1945 dengan pola dan warna yang sangat dipengaruhi oleh budaya Jepang, meskipun pada latarnya masih menampakkan pola keraton. Batik Jawa Hokokai selalu hadir dalam bentuk “pagi-sore” yaitu batik dengan penataan dua pola yang berlainan pada sehelai kain batik. Batik ini terkenal rumit karena selalu menampilkan isisan pola dan isian latar kecil dalam tata warna yang banyak. selain itu ragam warnanya lebih kuat seperti penggunaan warna kuning, lembayung, merah muda dan merah yang merupakan nuansa dan citra Jepang.

Batik Indonesia lahir sekitar tahun 1950, selain secara teknis merupakan paduan antara pola batik keraton dan batik pesisiran, juga mengandung makna persatuan. Pada perkembangannya batik Indonesia bukan hanya menampilkan paduan pola batik keraton dengan teknik batik pesisiran melainkan juga memasukkan ragam hias yang berasal dari berbagai suku bangsa di Indonesia. Ketekunan yang tinggi serta keterampilan seni yang tiada banding dari para pengrajin batik maka batik Indonesia tampil lebih serasi dan mengagumkan.

Hal ini disebabkankarena unsur-unsur budaya pendukungnya yang sangat kuat sehingga terwujud paduan ideal antara pola batik keraton yang anggun atau pola ragam hias busana adat berbagai daerah di Indonesia dengan teknologi batik pesisiran dan dikemas dalam sebuah simfoni warna yang tidak terbatas pada latarnya. Batik ada yang dibuat secara tradisional yaitu ditulis dengan tangan dan adapula batik yang diproduksi secara besar-besaran di pabrik dengan teknik pembuatan yang lebih modern.

Dengan demikian terdapat dua pengertian mengenai batik yaitu tradisional dan modern. Batik tradisional umumnya ditandai oleh adanya bentuk motif, fungsi dan teknik produksinya yang bertolak dari budaya tradisional, sementara itu batik modern mencerminkan bentuk motif, fungsi dan teknik produksi yang merupakan aspirasi budaya modern. Menurut macamnya kain batik terdiri atas tiga, yaitu Kain batik tulis yang dianggap paling baik dan paling tradisional, Kain batik cap dan Kain batik yang merupakan perpaduan antara batik tulis dan batik cap yang biasanya disebut batik kombinasi.Seni batik kini dilindungi Undang-Undang Hak Cipta Indonesia lama No. 19 Tahun 2002.

2.4 Proses Pembuatan Batik

Sampai saat ini proses pembuatan batik dapat dilakukan dengan 3 cara, yaitu batik tulis, cap, dan print.  Saat ini batik print lebih sering disebut kain bermotif batik oleh para seniman dan pengrajin batik. Dalam pembuatan batik print dianggap produk massal dan proses yang dilakukan sangat minim.  Pada proses pembuatan batik tulis dan cap dianggap masih orisinal karena penggunaan lilin atau malam sebagai media perintang warna, hingga hampir seluruh prosesnya dengan manual oleh tangan manusia.
Secara umum proses pembuatan batik melalui 3 tahapan yaitu :
1.         Pemberian malam(lilin) pada kain,
2.         Pewarnaan,
3.         Pelepasan lilin dari kain.
Kain putih yang akan dibatik dapat diberi warna dasar sesuai selera kita atau tetap berwarna putih sebelum kemudian di beri malam.  Proses pemberian malam ini dapat menggunakan canting tangan termasuk dalam proses batik tulis atau dengan proses cap.   Pada bagian kain yang diberi malam untuk menghalangi proses pewarnaan pada batik karena malam tidak dapat masuk meresap pada kain (wax resist).  Setelah diberi malam, batik dicelup dengan warna.  Proses pewarnaan ini dapat dilakukan beberapa kali sesuai keperluan dan berapa warna yang diinginkan.
Setelah proses pewarnaan dan pemberian malam selesai dilakukan kemudian malam dilunturkan dengan proses pemanasan.  Batik yang telah diproses diatas direbus hingga malam menjadi leleh dan terlepas dari kain dan larut dalam air.  Proses perebusan ini dilakukan dua kali, yang terakhir dengan larutan soda ash untuk mematikan warna yang menempel pada batik, dan menghindari kelunturan.  Setelah perebusan selesai, batik direndam air dingin dan dijemur.
Alat- alat yang diperlukan dalam proses pembuatan batik adalah :

1.         Canting atau cap, Canting merupakan alat untuk membatik yang biasa digunakan.  Canting   biasanya terbuat dari bahan tembaga yang ujungnya menyerupai paruh  burung sedangkan.  Sedangkan cap adalah alat semacam stempel besar bermotif yang terbuat dari   tembaga.
2.         Gawangan, Gawangan adalah tempat untuk meletakkan kain yang akan dilakukan proses batik tulis. Gawangan pada umumnya terbuat dari kayu atau bamboo
3.         Wajan, wajan dalam ukuran kecil, digunakan untuk mencairkan malam atau lilin. Wajan ini bisa terbuat dari tembaga atau tanah liat (khusus untuk proses batik tulis)
4.         Anglo/ kompor kecil,  Anglo/ kompor berukuran kecil digunakan untuk memanaskan wajan (khusus untuk proses batik tulis)
5.         Malam/ lilin, Malam/ lilin yang digunakan dalam membatik terbuat dari campuran berbagai jenis bahan seperti gondorukem, lemak minyak kelapa, dan paraffin.
6.         Bahan pewarna, Pewarna yang biasa digunakan berupa pewarna kimia/buatan  dan Pewarna alami yang diperolah dari kulit kayu soga, daun indigo, dan lainnya.

2.5 Batik Indonesia Dimata Dunia

Batik Indonesia Resmi Diakui UNESCO Batik Indonesia secara resmi diakui UNESCO dengan dimasukkannya ke dalam Daftar Representatif sebagai Budaya Tak-benda Warisan Manusia (Representative List of the Intangible Cultural Heritage of Humanity) dalam Sidang ke-4 Komite Antar-Pemerintah tentang Warisan Budaya Tak-benda di Abu Dhabi, Uni Emirat Arab.

Seperti dilansir ANTARA, dalam siaran pers dari Departemen Kebudayaan dan Pariwisata, UNESCO mengakui batik Indonesia bersama dengan 111 nominasi mata budaya dari 35 negara, dan memasukkannya dalam Daftar Representatif 76 mata budaya.

UNESCO mengakui bahwa Batik Indonesia mempunyai teknik dan simbol budaya yang menjadi identitas rakyat Indonesia mulai dari lahir sampai meninggal. hal itu terlihat dari bayi yang digendong dengan kain batik bercorak simbol yang membawa keberuntungan, dan yang meninggal ditutup dengan kain batik. Selain itu, pakaian dengan corak sehari-hari juga dipakai secara rutin dalam kegiatan bisnis dan akademis. Sementara berbagai corak lainnya dipakai dalam upacara pernikahan, kehamilan, juga dalam wayang, kebutuhan non-sandang dan berbagai penampilan kesenian. Kain batik bahkan memainkan peran utama dalam ritual tertentu.

Berbagai corak Batik Indonesia menandakan adanya berbagai pengaruh dari luar mulai dari kaligrafi Arab, burung phoenix dari Cina, bunga ceri dari Jepang, sampai burung merak dari India atau Persia. Tradisi membatik Indonesia juga diturunkan dari generasi ke generasi. Ini memperlihatkan batik terkait dengan identitas budaya rakyat indonesia. Berbagai arti simbolik dari warna dan corak mengekspresikan kreativitas dan spiritual rakyat Indonesia.

UNESCO memasukkan Batik Indonesia ke dalam Daftar Representatif karena telah memenuhi kriteria, antara lain kaya dengan simbol-simbol dan filosofi kehidupan rakyat Indonesia, serta memberi kontribusi bagi terpeliharanya warisan budaya tak-benda pada saat ini dan di masa mendatang. Dalam menyiapkan nominasi, para pihak terkait telah melakukan berbagai aktivitas, termasuk melakukan penelitian di lapangan, pengkajian, seminar, dan sebagainya untuk mendiskusikan isi dokumen dan memperkaya informasi secara bebas dan terbuka.

Depbudpar menyatakan masuknya Batik Indonesia dalam UNESCO Representative List of Intangible Cultural Heritage of Humanity merupakan pengakuan internasional terhadap salah satu mata budaya Indonesia, sehingga diharapkan dapat memotivasi dan mengangkat harkat para pengrajin batik dan mendukung usaha meningkatkan kesejahteraan rakyat.

Depbudpar menyatakan bahwa perjuangan supaya Batik Indonesia diakui UNESCO ini melibatkan banyak pihak, baik pemerintah, para pengrajin, pakar, asosiasi pengusaha dan yayasan atau lembaga batik, serta masyarakat luas. Perwakilan RI di negara anggota Tim Juri yaitu di Persatuan Emirat Arab, Turki, Estonia, Meksiko, Kenya dan Korea Selatan serta UNESCO-Paris turut memegang peranan penting dalam memperkenalkan batik secara lebih luas kepada para anggota Tim Juri, sehingga mereka lebih seksama mempelajari dokumen nominasi Batik Indonesia.

Sebelumnya, Pemerintah Indonesia telah memasukkan Batik Indonesia ke dalam Daftar Inventaris Mata Budaya Indonesia. Pada 2003 dan 2005 UNESCO telah mengakui Wayang dan Keris sebagai Karya Agung Budaya Lisan dan Tak-benda Warisan Manusia (Masterpieces of the Oral and Intangible Cultural Heritage of Humanity).



BAB III
PENUTUP
3.1    Kesimpulan

Batik merupakan salah satu kekayaan warisan budaya bangsa Indonesia. Batik adalah sebuah proses menahan warna dengan memakai lilin malam secara berulang-ulang diatas kain. Dunia mengakui batik merupakan salah satu warisan umat manusia yang dihasilkan oleh bangsa Indonesia. Pengakuan serta penghargaan itu akan disampaikan secara resmi oleh United Nations Educational, Scientific, and Culture Organization (UNESCO).

3.2 Saran

Untuk melestarikan batik yang ada di Indonesia sebaiknya kita menghargai budaya batik yang ada di Indonesia dengan cara menggunakan kostum batik dan mencintai batik agar tidak di klaim oleh Negara lain yang berada di luar Indonesia.Serta membuat Undang-Undang bahwa budaya batik adalah warisan Indonesia yang sejak turun temurun harus di lestarikan.selain itu mensosialisasikan batik kepada generasi muda agar batik dapat berkembang pada era selanjutnya.

DAFTAR PUSTAKA