1. Sejarah Teori
Antrian
Antrian yang
sangat panjang dan terlalu lama untuk memperoleh giliran pelayanan sangatlah
menjengkelkan. Rata – rata lamanya waktu menunggu (waiting time) sangat
tergantung kepada rata – rata tingkat kecepatan pelayanan (rate of services).
Teori tentang antrian diketemukan dan dikembangkan oleh A. K. Erlang, seorang
insinyur dari Denmark yang bekerja pada perusahaan telepon di Kopenhagen pada
tahun 1910. Erlang melakukan eksperimen tentang fluktuasi permintaan fasilitas
telepon yang berhubungan dengan automatic dialing equipment, yaitu peralatan
penyambungan telepon secara otomatis. Dalam waktu – waktu yang sibuk operator
sangat kewalahan untuk melayani para penelepon secepatnya, sehingga para
penelepon harus antri menunggu giliran, mungkin cukup lama.
Persoalan
aslinya Erlang hanya memperlakukan perhitungan keterlambatan (delay) dari
seorang operator, kemudian pada tahun 1917 penelitian dilanjutkan untuk
menghitung kesibukan beberapa operator. Dalam periode ini Erlang menerbitkan
bukunya yang terkenal berjudul Solution of some problems in the theory of
probabilities of significance in Automatic Telephone
Exhange. Baru
setelah perang dunia kedua, hasil penelitian Erlang diperluas penggunaannya
antara lain dalam teori antrian (Supranto, 1987).
2. Pengertian
Antrian
Menurut Siagian
(1987), antrian ialah suatu garis tunggu dari nasabah (satuan) yang memerlukan
layanan dari satu atau lebih pelayan (fasilitas layanan). Pada umumnya, sistem
antrian dapat diklasifikasikan menjadi sistem yang berbeda – beda di mana teori
antrian dan simulasi sering diterapkan secara luas. Klasifikasi menurut Hil ier
dan Lieberman adalah sebagai berikut :
1. Sistem
pelayanan komersial
2. Sistem
pelayanan bisnis – industri
3. Sistem
pelayanan transportasi
4. Sistem
pelayanan social
Sistem pelayanan
komersial merupakan aplikasi yang sangat luas dari model – model antrian,
seperti restoran, kafetaria, toko – toko, salon, butik, supermarket, dan
sebagainya.
Sistem pelayanan
bisnis – industri mencakup lini produksi, sistem material – handling, sistem
pergudangan, dan sistem – sistem informasi komputer. Sistem pelayanan sosial
merupakan sistem – sistem pelayanan yang dikelola oleh kantor – kantor dan
jawatan – jawatan lokal maupun nasional, seperti kantor registrasi SIM dan
STNK, kantor pos, rumah sakit, puskesmas, dan lain – lain (Subagyo, 2000).
3. Komponen
Dasar Antrian
Komponen dasar
proses antrian adalah :
1. Kedatangan
Setiap masalah
antrian melibatkan kedatangan, misalnya orang, mobil, panggilan telepon untuk
dilayani, dan lain – lain. Unsur ini sering dinamakan proses input. Proses
input meliputi sumber kedatangan atau biasa dinamakan calling population, dan
cara terjadinya kedatangan yang umumnya merupakan variabel acak. Menurut Levin,
dkk (2002), variabel acak adalah suatu variabel yang nilainya bisa berapa saja
sebagai hasil dai percobaan acak. Variabel acak dapat berupa diskrit atau
kontinu. Bila variabel acak hanya dimungkinkan memiliki beberapa nilai saja,
maka ia merupakan variabel acak diskrit. Sebaliknya bila nilainya dimungkinkan
bervariasi pada rentang tertentu, ia dikenal sebagai variabel acak kontinu.
2. Pelayan
Pelayan atau
mekanisme pelayanan dapat terdiri dari satu atau lebih pelayan, atau satu atau
lebih fasilitas pelayanan. Tiap – tiap fasilitas pelayanan kadang – kadang
disebut sebagai saluran (channel) (Schroeder, 1997). Contohnya, jalan tol dapat
memiliki beberapa pintu tol. Mekanisme pelayanan dapat hanya terdiri dari satu
pelayan dalam satu fasilitas pelayanan yang ditemui pada loket seperti pada
penjualan tiket di gedung bioskop.
3. Antri
Inti dari
analisa antrian adalah antri itu sendiri. Timbulnya antrian terutama tergantung
dari sifat kedatangan dan proses pelayanan. Jika tak ada antrian berarti
terdapat pelayan yang menganggur atau kelebihan fasilitas pelayanan (Mulyono,
1991).
Penentu antrian
lain yang penting adalah disiplin antri. Disiplin antri adalah aturan keputusan
yang menjelaskan cara melayani pengantri. Menurut Siagian (1987), ada 5 bentuk
disiplin pelayanan yang biasa digunakan, yaitu :
1. FirstCome
FirstServed (FCFS) atau FirstIn FirstOut (FIFO) artinya, lebih dulu datang
(sampai), lebih dulu dilayani (keluar). Misalnya, antrian pada loket pembelian
tiket bioskop.
2. LastCome
FirstServed (LCFS) atau LastIn FirstOut (LIFO) artinya, yang tiba terakhir yang
lebih dulu keluar. Misalnya, sistem antrian dalam elevator untuk lantai yang
sama.
3. Service In
Random Order (SIRO) artinya, panggilan didasarkan pada peluang secara random,
tidak soal siapa yang lebih dulu tiba.
4. Priority
Service (PS) artinya, prioritas pelayanan diberikan kepada pelanggan yang
mempunyai prioritas lebih tinggi dibandingkan dengan pelanggan yang mempunyai
prioritas lebih rendah, meskipun yang terakhir ini kemungkinan sudah lebih
dahulu tiba dalam garis tunggu. Kejadian seperti ini kemungkinan disebabkan
oleh beberapa hal, misalnya seseorang yang dalam keadaan penyakit lebih berat
dibanding dengan orang lain dalam suatu tempat praktek dokter.
Dalam hal di
atas telah dinyatakan bahwa entitas yang berada dalam garis tunggu tetap
tinggal di sana sampai dilayani. Hal ini bisa saja tidak terjadi. Misalnya,
seorang pembeli bisa menjadi tidak sabar menunggu antrian dan meninggalkan
antrian. Untuk entitas yang meninggalkan antrian sebelum dilayani digunakan
istilah pengingkaran (reneging). Pengingkaran dapat bergantung pada panjang
garis tunggu atau lama waktu tunggu. Istilah penolakan (balking) dipakai untuk
menjelaskan entitas yang menolak untuk bergabung dalam garis tunggu (Setiawan,
1991).
4. Struktur
Antrian
Ada 4 model
struktur antrian dasar yang umum terjadi dalam seluruh sistem antrian :
1. Single
Channel – Single Phase
Single Channel
berarti hanya ada satu jalur yang memasuki sistem pelayanan atau ada satu
fasilitas pelayanan. Single Phase berarti hanya ada satu pelayanan.
2. Single
Channel – Multi Phase
Istilah Multi
Phase menunjukkan ada dua atau lebih pelayanan yang dilaksanakan secara
berurutan (dalam phasephase). Sebagai contoh : pencucian mobil.
3. Multi Channel
– Single Phase
Sistem Multi
Channel – Single Phase terjadi kapan saja di mana ada dua atau lebih fasilitas
pelayanan dialiri oleh antrian tunggal, sebagai contoh model ini adalah antrian
pada teller sebuah bank.
4. Multi Channel
– Multi Phase
Sistem Multi
Channel – Multi Phase ditumjukkan dalam Gambar 2.5. Sebagai contoh,
herregistrasi para mahasiswa di universitas, pelayanan kepada pasien di rumah
sakit mulai dari pendaftaran, diagnosa, penyembuhan sampai pembayaran. Setiap
sistem – sistem ini mempunyai beberapa fasilitas pelayanan pada setiap tahapnya
5. Mekanisme
Pelayanan
Ada 3 aspek yang
harus diperhatikan dalam mekanisme pelayanan, yaitu :
1. Tersedianya
pelayanan
Mekanisme
pelayanan tidak selalu tersedia untuk setiap saat. Misalnya dalam pertunjukan
bioskop, loket penjualan karcis masuk hanya dibuka pada waktu tertentu antara
satu pertunjukan dengan pertunjukan berikutnya. Sehingga pada saat loket ditutup,
mekanisme pelayanan terhenti dan petugas pelayanan (pelayan) istirahat.
2. Kapasitas
pelayanan
Kapasitas dari
mekanisme pelayanan diukur berdasarkan jumlah langganan yang dapat dilayani
secara bersama – sama. Kapasitas pelayanan tidak selalu sama untuk setiap saat;
ada yang tetap, tapi ada juga yang berubah – ubah. Karena itu, fasilitas
pelayanan dapat memiliki satu atau lebih saluran. Fasilitas yang mempunyai satu
saluran disebut saluran tunggal atau sistem pelayanan tunggal dan fasilitas
yang mempunyai lebih dari satu saluran disebut saluran ganda atau pelayanan
ganda.
3. Lamanya
pelayanan
Lamanya
pelayanan adalah waktu yang dibutuhkan untuk melayani seorang langganan atau
satu – satuan. Ini harus dinyatakan secara pasti. Oleh karena itu, waktu
pelayanan boleh tetap dari waktu ke waktu untuk semua langganan atau boleh juga
berupa variabel acak. Umumnya dan untuk keperluan analisis, waktu pelayanan
dianggap sebagai variabel acak yang terpencar secara bebas dan sama serta tidak
tergantung pada waktu pertibaan (Siagian, 1987).
6. Model – model
Antrian
Pada
pengelompokkan model – model antrian yang berbeda – beda akan digunakan suatu
notasi yang disebut dengan Notasi Kendall. Notasi ini sering dipergunakan
karena beberapa alas an. Diantaranya, karena notasi tersebut merupakan alat
yang efisien untuk mengidentifikasi tidak hanya model – model antrian, tetapi
juga asumsi – asumsi yang harus dipenuhi (Subagyo, 2000).
Format umum
model : (a/b/c);(d/e/f)
di mana :
a = distribusi
pertibaan / kedatangan (arrival distribution), yaitu jumlah pertibaan
pertambahan waktu.
b = distribusi
waktu pelayanan / perberangkatan, yaitu selang waktu antara satuan – satuan
yang dilayani (berangkat).
c = jumlah
saluran pelayanan paralel dalam sistem.
d = disiplin
pelayanan.
e = jumlah
maksimum yang diperkenankan berada dalam sistem (dalam pelayanan ditambah garis
tunggu).
f = besarnya
populasi masukan.
Keterangan :
1. Untuk huruf a
dan b, dapat digunakan kode – kode berikut sebagai pengganti :
M = Distribusi
pertibaan Poisson atau distribusi pelayanan (perberangkatan) eksponensial; juga
sama dengan distribusi waktu antara pertibaan eksponensial atau distribusi
satuan yang dilayani Poisson.
D =
Antarpertibaan atau waktu pelayanan tetap.
G = Distribusi
umum perberangkatan atau waktu pelayanan.
2. Untuk huruf
c, dipergunakan bilangan bulat positif yang menyatakan jumlah pelayanan
paralel.
3. Untuk huruf
d, dipakai kode – kode pengganti :
FIFO atau FCFS =
First – In First – Out atau First – Come First – Served.
LIFO atau LCFS =
Last – In First – Out atau Last – Come First – Served.
SIRO = Service
In Random Order.
G D = General
Service Disciplint.
4. Untuk huruf e
dan f, dipergunakan kode N (untuk menyatakan jumlah terbatas) atau (tak
berhingga satuan – satuan dalam sistem antrian dan populasi masukan).
Misalnya, model
(M/M/1), berarti bahwa model menyatakan pertibaan didistribusikan secara
Poisson, waktu pelayanan didistribusikan secara eksponensial, pelayanan adalah
satu atau seorang, disiplin antrian adalah first – in first – out, tidak
berhingga jumlah langganan boleh masuk dalam sistem antrian, dan ukuran
(besarnya) populasi masukan adalah tak berhingga. Menurut Siagian (1987),
berikut ini adalah beberapa karakteristik dari sistem antrian untuk model
(M/M/1):
A. KARAKTERISTIK
SISTIM ANTRIAN
Ada tiga
komponen dalam sistim antrian yaitu :
1. Kedatangan ,
populasi yang akan dilayani (calling population)
2. Antrian
3. Fasilitas
pelayanan
Masing-masing
komponen dalam sistim antrian tersebut mempunyai karakteristik sendiri-sendiri.
Karakteristik dari masing-masing komponen tersebut adalah Karakteristik Antrian
adalah bahwa terdapat kedatangan, antrian, dan pelayanan.
1. Kedatangan
Populasi yang akan Dilayani (calling population)
Karakteristik
dari populasi yang akan dilayani (calling population) dapat dilihat menurut
ukurannya, pola kedatangan, serta perilaku dari populasi yang akan dilayani.
Menurut ukurannya, populasi yang akan dilayani bisa terbatas (finite) bisa juga
tidak terbatas (infinite). Sebagai contoh jumlah mahasiswa yang antri untuk registrasi
di sebuah perguruan tinggi sudah diketahui jumlahnya (finite), sedangkan jumlah
nasabah bank yang antri untuk setor, menarik tabungan, maupun membuka rekening
baru, bisa tak terbatas (infinte).
Pola kedatangan
bisa teratur, bisa juga acak (random). Kedatangan yang teratur sering kita
jumpai pada proses pembuatan/ pengemasan produk yang sudah distandardisasi.
Pada proses semacam ini, kedatangan produk untuk diproses pada bagian
selanjutnya biasanya sudah ditentukan waktunya, misalnya setiap 30 detik.
Sedangkan pola kedatangan yang sifatnya acak (random) banyak kita jumpai
misalnya kedatangan nasabah di bank. Pola kedatangan yang sifatnya acak dapat
digambarkan dengan distribusi statistik dan dapat ditentukan dua cara yaitu
kedatangan per satuan waktu dan distribusi waktu antar kedatangan.
Contoh :
Kedatangan digambarkan dalam jumlah satu waktu, dan bila kedatangan terjadi
secara acak, informasi yang penting adalah Probabilitas n kedatangan dalam
periode waktu tertentu, dimana n = 0,1,2,.
Jika kedatangan
diasumsikan terjadi dengan kecepatan rata-rata yang konstan dan bebas satu sama
lain disebut distribusi probabilitas Poisson Ahli matematika dan fisika, Simeon
Poisson (1781 – 1840), menemukan sejumlah aplikasi manajerial, seperti
kedatangan pasien di RS, sambungan telepon melalui central switching system,
kedatangan kendaraan di pintu toll, dll. Semua kedatangan tersebut digambarkan
dengan variabel acak yang terputus-putus dan nonnegative integer (0, 1, 2, 3,
4, 5, dst). Selama 10 menit mobil yang antri di pintu toll bisa 3, 5, 8, dst.
Ciri distribusi
poisson:
1. rata-rata
jumlah kedatangan setiap interval bisa diestimasi dari data sebelumnya
2. bila interval
waktu diperkecil misalnya dari 10 menit menjadi 5 menit, maka pernyataan ini
benar
a. probabilita
bahwa seorang pasien datang merupakan angka yang sangat kecil dan konstan untuk
setiap interval
b. probabilita
bahwa 2 atau lebih pasien akan datang dalam waktu interval sangat kecil
sehingga probabilita untuk 2 atau lebih dikatakan nol (0).
c. Jumlah pasien
yang yang datang pada interval waktu bersifat independent
d. Jumlah pasien
yang datang pada satu interval tidak tergantung pada interval yang lain.
Suatu faktor
yang mempengaruhi penilaian distribusi kedatangan adalah ukuran populasi
panggilan .
Contoh : jika
seorang tukang reparasi sedang memperbaiki enam buah mesin, populasi panggilan
dibatasi sampai dengan enam buah mesin. Dalam hal ini tidak mungkin bahwa
kedatangan mengikuti distribusi Poisson sebab tingkat kecepatan kerusakan tidak
konstan. Jika lima buah mesin telah rusak, tingkat kedatangan lebih rendah
daripada bila seluruh mesin dalam keadaan operasi.
Perilaku
kedatangan: Populasi yang akan dilayani mempunyai perilaku yang berbeda-beda
dalam membentuk antrian. Ada tiga jenis perilaku: reneging, balking, dan
jockeying. Reneging menggambarkan situasi dimana seseorang masuk dalam antrian,
namun belum memperoleh pelayanan, kemudian meninggalkan antrian tersebut.
Balking menggambarkan orang yang tidak masuk dalam antrian dan langsung
meninggalkan tempat antrian. Jockeying menggambarkan orang yang pindah-pindah
antrian.
2. Antrian
Batasan panjang
antrian bisa terbatas (limited) bisa juga tidak terbatas (unlimited). Sebagai
contoh antrian di jalan tol masuk dalam kategori panjang antrian yang tidak
terbatas. Sementara antrian di rumah makan, masuk kategori panjang antrian yang
terbatas karena keterbatasan tempat. Dalam kasus batasan panjang antrian yang
tertentu (definite line-length) dapat menyebabkan penundaan kedatangan antrian
bila batasan telah tercapai. Contoh : sejumlah tertentu pesawat pada landasan
telah melebihi suatu kapasitas bandara, kedatangan pesawat yang baru dialihkan
ke bandara yang lain.
3. Fasilitas
Pelayanan
Karakteristik
fasilitas pelayanan dapat dilihat dari tiga hal, yaitu tata letak (lay out)
secara fisik dari sistem antrian, disiplin antrian, waktu pelayanan, adalah
sebagai berikut:
a. Tata Letak
Tata letak fisik
dari sistem antrian digambarkan dengan jumlah saluran, juga disebut sebagai
jumlah pelayan. Sistem antrian jalur tunggal (single channel, single server)
berarti bahwa dalam sistem antrian tersebut hanya terdapat satu pemberi layanan
serta satu jenis layanan yang diberikan. Sementara sistem antrian jalur tunggal
tahapan berganda (single channel multi server) berarti dalam sistem antrian
tersebut terdapat lebih dari satu jenis layanan yang diberikan, tetapi dalam
setiap jenis layanan hanya terdapat satu pemberi layanan.
Sistem antrian
jalur berganda satu tahap (multi channel single server) adalah terdapat satu
jenis layanan dalam sistem antrian tersebut , namun terdapat lebih dari satu
pemberi layanan. Sedangkan sistem antrian jalur berganda dengan tahapan
berganda (multi channel, multi server) adalah sistem antrian dimana terdapat
lebih dari satu jenis layanan dan terdapat lebih dari satu pemberi layanan
dalam setiap jenis layanan.
b. Disiplin
Antrian
Ada dua
klasifikasi yaitu prioritas dan first come first serve. Disiplin prioritas
dikelompokkan menjadi dua, yaitu preemptive dan non preemptive. Disiplin
preemptive menggambarkan situasi dimana pelayan sedang melayani seseorang,
kemudian beralih melayani orang yang diprioritaskan meskipun belum selesai
melayani orang sebelumnya. Sementara disiplin non preemptive menggambarkan
situasi dimana pelayan akan menyelesaikan pelayanannya baru kemudian beralih
melayani orang yang iprioritaskan. Sedangkan disiplin first come first serve menggambarkan
bahwa orang yang lebih dahulu datang akan dilayani terlebih dahulu.
Dalam
kenyataannya sering dijumpai kombinasi dari kedua jenis disiplin antrian
tersebut. Yaitu prioritas dan first come first serve. Sebagai contoh, para
pembeli yang akan melakukan pembayaran di kasir untuk pembelian kurang dari
sepuluh jenis barang (dengan keranjang) di super market disediakan counter
tersendiri.
Karakteristik
waktu pelayanan. Waktu yang dibutuhkan untuk melayani bias dikategorikan
sebagai konstan dan acak. Waktu pelayanan konstan, jika waktu yang dibutuhkan
untuk melayani sama untuk setiap pelanggan. Sedangkan waktu pelayanan acak,
jika waktu yang dibutuhkan untuk melayani berbeda-beda untuk setiap pelanggan.
Jika waktu pelayanan acak, diasumsikan mengikuti distribusi eksponensial.
B. PERILAKU
BIAYA
Dalam sistem
antrian ada dua jenis biaya yang timbul. Yaitu biaya karena orang mengantri,
dan di sisi lain biaya karena menambah fasilitas layanan. Biaya yang terjadi
karena orang mengantri, antara lain berupa waktu yang hilang karena menunggu.
Sementara biaya menambah fasilitas layanan berupa penambahan fasilitas layanan
serta gaji tenaga kerja yang memberi pelayanan. Tujuan dari sistem antrian
adalah meminimalkan biaya total, yaitu biaya karena mengantri dan biaya karena
menambah fasilitas layanan.
Untuk
memperdalam pemahaman Anda mengenai materi di atas, silakan anda mengerjakan
latihan berikut ini !
1. Sebutkan tiga
komponen yang terdapat dalam sistem antrian?
2. Jelaskan
karakteristik dari setiap komponen dalam sistem antrian.
3. Jelaskan
jenis biaya dalam kaitannya dengan sistem antrian.
4. jelaskan
perbedaan antara disiplin antrian, prioritas yang preemptive dan non
preemptive.
5. berikan
contoh dalam kehidupan sehari-hari yang menggambarkan keempat desain sistem
antrian
Dalam sistem
antrian terdapat tiga komponen utama, yaitu: kedatangan populasi yang akan
dilayani, antrian, dan fasilitas pelayanan. Setiap komponen memiliki
karakteristik yang berbeda. Desain tata letak dalam sistem antrian bisa
dibedakan menjadi empat, yaitu single channel single server, single channel
multi server, multi channel single server, dan multi channel multi server.
Tujuan dari sistem antrian adalah meminimalkan biaya total, yang merupakan
penjumlahan dari biaya yang timbul karena menunggu dan biaya yang timbul karena
menambah fasilitas layanan.
C. MERUMUSKAN
MASALAH ANTRIAN
Perkiraan
prestasi dari sistem antrian dapat digambarkan dengan misalnya : rata-rata
jumlah kedatangan dalam antrian, rata-rata waktu tunggu dari suatu kedatangan
dan persentase waktu luang dari pelayanan.
Ukuran prestasi
ini dapat digunakan untuk memutuskan jumlah pelayanan yang harus diberikan,
perubahan yang harus dilakukan dalam kecepatan pelayanan atau perubahan lain
dalam sistem antrian. Dengan sasaran pelayanan, jumlah pelayan dapat ditentukan
tanpa berpatokan pada biaya waktu tunggu.
Ukuran prestasi
dan parameter model antrian ditentukan dengan notasi sebagai berikut:
λ = rata-rata
kecepatan kedatangan (jumlah kedatangan persatuan waktu)
1/λ = rata-rata
waktu antar kedatangan
µ = rata-rata
kecepatan pelayanan (jumlah satuan yang dilayani persatuan waktu bila pelayan
sibuk).
1/µ = rata-rata
waktu yang dibutuhkan pelayan
ρ = faktor
penggunaan pelayan (proporsi waktu pelayan ketika sedang sibuk)
Pn = probabilita
bahwa n satuan (kedatangan) dalam sistem
Lq = rata-rata
jumlah satuan dalam antrian (rata-rata panjang antrian)
Ls = rata-rata
jumlah satuan dalam sistem
Wq = rata-rata
waktu tunggu dalam antrian
Ws = rata-rata
waktu tunggu dalam sistem
Tidak ada komentar:
Posting Komentar